Butuh Kesadaran Masyarakat

Butuh Kesadaran Masyarakat

Ketika Kali Jadi TPS, Tanggung Jawab Siapa? Kali Cipadu bisa menjadi contoh buruk pengelolaan saluran air di Kota Cirebon. Fungsi kali yang harusnya sebagai saluran air pun berubah menjadi Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Kalau sudah begini siapa yang harus disalahkan? \"coverstory\"BEBERAPA saluran air, memang dalam kondisi terkena endapan. Setidaknya ada dua endapan di dalam kali, bisa endapan lumpur dan endapan sampah. Kepala Bidang Sumber Daya Air dan Mineral DPUPESDM Kota Cirebon, H Trisunu Basuki ST mengatakan, untuk kasus Kali Cipadu itu masuk dalam endapan sampah. Tentu saja, kata dia, penanganan memang berada di bidang Sumber Daya Air dan Mineral DPUPESDM. Penanganan antara endapan lumpur dan endapan sampah sangat berbeda. Endapan lumpur itu terjadi lantaran proses alami. \"Misalnya, karena arus saluran itu dari hulu dia membawa pasir atau material lainnya, maka ini potensi ada endapan lumpur,\" kata dia. Sementara untuk endapan sampah itu diakibatkan karena ulah tangan manusia. Akibat dari masyarakat membuang sampah sembarang. \"Penanganan endapan sampah, apalagi sudah menjadi tanah timbul itu lebih berat, lebih lama dan mahal,\" tukas Trisunu. Berbeda dengan penanganan endapan lumpur yang bisa dilakukan dengan peralatan manual. Terlebih, di DPUPESDM belum memiliki peralatan berat semacam beko. Sehingga untuk melakukan pengerukan pihaknya harus menyewa ke Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). Dalam hal ini, kata dia, yang terpenting ialah harus bisa menjaga kebersihan. \"Karena percuma kalau dikeruk kemudian masyarakat buang sampah sembarangan kembali,\" sebutnya. Sebenarnya, usulan Kali Cipadu sudah masuk dan diterima oleh DPUPESDM. Namun, saat ini masih belum bisa dikerjakan. Karena saat ini pihaknya masih fokus membenahi perbaikan saluran di beberapa lokasi. \"Kita anggarkan di perubahan juga sudah telat, mungkin nanti dilihat dari anggaran pemeliharaan,\" katanya. Terlebih, butuh perhitungan yang matang untuk melakukan pengerukan tersebut. Termasuk berapa panjang saluran yang akan dikeruk dan bagaimana akses masuk kendaraan berat ke sana. \"Kita coba survei langsung ke sana. Sekarang lagi diusahakan penanganannya bagaimana. Karena ini perlu penanganan khusus,\" jelasnya. Dijelaskan dia, setiap komponen masyarakat dan pemerintah memiliki kewajiban menjaga sungai dari sampah. \"Sungai itu kan fungsinya untuk air, bukan untuk tempat sampah,\" tambahnya. Hal ini seharusnya tidak terjadi kalau masyarakat paham. Terlebih untuk menangani sampah di setiap RW, sudah ada bantuan gerobak sampah. Sementara itu, sebelumnya, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Cirebon, Taufan Bharata SSos menyampaikan, pada dasarnya untuk sampah yang berada di sungai itu merupakan tupoksi dari bagian Sumber Daya Air untuk mengangkatnya. Dinas Kebersihan dan Pertamanan ini hanya mengangkut sampah dari masyarakat melalui TPS lalu dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). \"Akan tetapi jika diperlukan kita siap untuk membantu, secara kebetulan kami sudah menerima peralatan eskapator satu buah dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, berarti total kita memiliki dua, itu bisa digunakan,\" ujarnya. Dijelaskan dia, permasalahan di Kali Cipadu itu bukan pada permasalahan sampahnya, tetapi itu sudah mengendap dan mendangkalkan saluran air. \"Ya kalau kita diminta bantuan oleh Bidang SDA kita siap membantunya, agar lingkungan bisa bersih,\" tambah Taufan. Ketua RW 6 Cangkol Selatan, Basuni mengatakan penggunaan gerobak sampah sudah berjalan. Bahkan biasanya gerobak sampah beroperasi dua hari sekali. \"Kita tingkatkan menjadi setiap hari untuk berkeliling ke kampung,\" jelasnya. Namun sayangnya, lokasi TPS yang cukup jauh menjadi kendala. Pasalnya, melalui gerobak itu setidaknya mereka harus membuang ke TPS Kesambi atau TPS Jagasatru. Padahal sebelumnya, ada TPS yang lebih dekat seperti TPS Kebumen, Pengampon, Gambir Laya atau Kasepuhan. Tapi TPS itu sekarang sudah tidak ada. \"Karena jauh ya akhirnya banyak yang dibuang ke laut, untuk dijadikan tanah timbul,\" terangnya. Hal ini menjadi catatan tersendiri bagi pemerintah untuk menyediakan TPS di area Cangkol dan Kesunean. Pihaknya juga sudah menyiapkan plang imbauan agar tidak membuang sampah sembarangan. \"Ya meski pun itu sebenarnya tugas PU, tapi kita coba lagi bikin,\" ucapnya. Di lain sisi, dirinya meminta pemerintah bisa kerjasama dengan pengurus RT/RW untuk melakukan penekanan. Karena adanya endapan sampah ini juga sangat buruk terhadap kondisi kesehatan warga. \"Perlu penekanan dari dinas terkait, ke pengurus RW kita juga siap agar bisa disampaikan ke pengurus RT supaya diawasi ke masyarakat. Bisa jadi tidak diterapkan sanksi atau denda, kalau ketahuan yang membuang sampah, ya kita suruh ambil lagi,\" tukasnya.   Tiap Malam Perang dengan Nyamuk Adanya tumpukan sampah itu membuat warga selalu mendapatkan serangan nyamuk. Nur, warga RT 3 RW 6 Cangkol Selatan mengatakan, ribuan nyamuk biasanya menyerang rumah penduduk setiap menjelang magrib. \"Setiap malam perang sama nyamuk terus,\" keluhnya. Apabila malam hari keluar, lalu membuka pintu. Suara nyamuk terdengar bising. Kumpulan nyamuk yang terbang secara bergerombol itu langsung menyerangnya. Seperti halnya tawon. Untuk mengatasi ini, dirinya bahkan harus tambah keluar biaya. Ia setiap malam harus menyiapkan empat alat tempur untuk menghalau serangan nyamuk. \"Kita sudah pakai sofel, obat nyamuk bakar, obat nyamuk listrik, pakai alat raket listrik juga. Tiap malam selalu begitu, itu bisa sampai habis Rp7.000 untuk membeli obat nyamuk saja,\" tutur dia. Sementara itu, Juju, warga Cangkol Selatan yang lainnya, mengeluhkan hal yang sama. Dia khawatir akibat serangan nyamuk itu bisa mendatangkan penyakit bagi warga. Menurutnya, asal muasal tumpukan sampah di Kali Cipadu itu dari sampah para pedagang yang membuangnya sembarangan. \"Di sini banyak pedagang jadi mereka tinggal lempar-lempar saja,\" ucapnya. Ketua RW 6, Basuni menyebutkan dirinya bahkan tidak bisa tidur nyenyak akibat serangan nyamuk tersebut. \"Padahal sudah pake sofel, sebentar saja sudah gak mempan. Ya kalau mau merasakan ke sini aja coba malam hari,\" katanya. (jml)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: